23.10.10

Ya akulah bayi itu, aku menderita step dan kini aku normal

Aku dilahirkan 20 tahun yang lalu oleh seorang ibu yang hebat.Aku adalah anak ke tiga dari empat bersaudara. Dan semuanya perempuan.
Masa balitaku adalah masa paling sulit dalam kehidupan orang tuaku. Berulang kali aku harus masuk dan "menginap"dirumah sakit. Bahkan sampai semua dokter dirumah sakit tempatku dirawat mengenaliku.Karena hal ini terjadi padaku selama 3 tahun berturut-turut. Aku seringkali menderita kejang, atau biasa yang disebut step. Bisa dikatakan, saat itu daya tahan tubuhku benar-benar lemah, demam sedikit saja aku bisa langsung kejang. Bahkan anehnya, meskipun tidak demam akupun bisa langsung kejang. Saat belajar sepeda roda tiga aku kejang, saat melihat cicak didindingpun aku bisa kejang. Sampai pernah saat perjalanan kerumah sakit, didalam bus kota aku juga kejang.
Keluargaku sering merelakan tangannya untuk "kugigit"habis-habisan ketika penyakit ini kambuh, karena jika tidak ini dapat melukai lidahku sendiri.
Orang tuaku sering membawaku ketempat dokter-dokter yang berbeda, berharap salah satu diantara mereka dapat menyembuhkanku.Hingga suatu hari ada seorang dokter yang memvonis, bahwa aku tak akan sembuh. Karena penyakit ini sudah menyerang saraf otakku, bahkan dokter itu berkata jikapun aku sembuh akan ada dua kemungkinan yang terjadi, aku menjadi idiot atau aku menjadi seorang jenius. Ibuku benar-benar tak kuasa mendengar semua itu, tapi meskipun begitu keluargaku tetap mengupayakan kesembuhanku. Aku benar-benar bersyukur mereka tak menelantarkanku dan membuangku begitu saja karena vonis itu, toh ketika besar nanti aku tak akan berguna bagi mereka.
Perawatan dan obat-obatan yang diberikan membuatku harus merelakan rambut hitam ikalku, saat batita aku hampir tak pernah merasakan mempunyai rambut yang panjang meskipun aku seorang perempuan. Lagipula mitos buang sial membuat keluargaku semakin sering menggunduli rambutku.
Saat batita pula aku sudah merasakan sakitnya pengambilan sumsum tulang belakang. Jarum suntik dan infus tak asing lagi bagiku.
Namun keajaiban itu datang, Alhamdullilah aku bisa sembuh total, vonis dokter itupun tak berlaku bagiku, sampai saat ini aku hidup normal. Bahkan aku bisa berkuliah di sebuah perguruan tinggi negeri didaerahku. Ini semua berkat perjuangan dari keluargaku dan aku sangat bersyukur memiliki keluarga ini
Aku berharap, bagi orang tua yang mempunyai anak sepertiku, jangan pernah menyerah. Anak-anak itu adalah malaikat yang tentunya akan diberikan yang terbaik baginya. Jangan pernah menyerah dan teruslah menyanyanginya. Karena suatu saat dengan bangga kau akan berkata, "Ya inilah anakku itu, dia menderita step dan kini dia normal, dan bagaimanapun keadaannya aku akan tetap menyanyanginya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar