Akhirnya saya menemukannya, dua orang yang saya cari selama ini dan saya benar-benar amat sangat berharap kami dapat bersahabat selamanya.
Kami bertiga memiliki watak yang sangat berlawanan, tapi itulah sahabat, tidak pernah mencari kesamaan tapi malah mencari perbedaan untuk mengisi kekosongan yang ada. Sebut saja kami merah, kuning dan ungu ( yang mewakili warna kesukaan kami ).
Merah adalah sosok yang paling dewasa diantara kami bertiga, dia benar-benar ibu bagi kami. Nasehatnya begitu pedas, tapi itulah kenyataannya. Jika memang itu benar, semenyakitkan apapun itu, pasti dia akan mengunggkapnya. Dia adalah sosok yang mandiri dan sangat keras. Apapun yang dia katakan seolah menjadi De javu bagi saya, tak sedikit pernyataannya yang benar-benar terjadi dalam kehidupan saya. ( dan ini yang saya benci darinya ) Tapi dia hanya seorang manusia, seorang perempuan biasa, yang tentunya bisa jatuh cinta, dan dia mencintai orang yang salah ( sorry beib, ini pendapatku ).
Dan ketika SMP dia sempat " tidak menyukai " saya, karena saya adalah salah satu anggota genk ( dia memang tak suka dengan hal-hal seperti ini ).
Kuning ( sebenernya gak tau warna favoritmu apa ), meskipun dia terkecil diantara kami, dia yang memiliki otak paling encer. Dulu, saya seringkali menyalin PR dan bahkan kertas ujiannya ( hahaha, fisika matematika memang bukan bakat saya ). Dia adalah pendengar yang baik jika ingin bercerita, dan dia juga lebih asik jika dibandingkan dengan Merah yang sedikit kolot ( hahaha ). Tapi bagaimanapun, terkadang sifat kekanak-kanakannya seingkali muncul dan ini adalah suatu hal yang wajar, karena sekali lagi, kami hanya manusia biasa.
Ada satu hal yang masih saya ingat sampai saat ini dan selalu bisa membuat saya tertawa, berkaitan dengan Kuning, suatu saat kami berdua suka dengan orang yang sama, kami bertiga ( Merah, Kuning dan Saya ) sempat menangis ala sinetron di sekolahan, tepatnya didepan lab komputer ( untung udah sepi ), karena saat itu orang yang saya sukai ternyata lebih menjatuhkan pilihan kepada Kuning, tapi saya ikhlas jika memang ini dapat membuat mereka bahagia dan dapat mempertahankan persahabatan kami. Tapi sayangnya, Kuning sempat menjauh dari saya karena dia merasa tidak enak dengan " hubungan " nya yang baru dengan kekasih barunya. Dan dia kembali ketika menyadari bahwa sosok itu tak sebaik yang dibayangkan, dan dia memilih untuk memilih persahabatn kami, setiap manusia selalu memiliki kesempatan kedua dan saya benar-benar menghargai itu.
Ungu, atau diri saya sendiri, saya tak memiliki kelebihan apa-apa, karena lebih mudah menyebutkan kekurangan daripada kelebihan kita. Diantara mereka, mungkin sayalah yang memiliki banyak kekurangan.
Namun mereka tetap mau menerima saya sebagai sahabatnya, bahkan mereka tak mempermasalahkan semua kekurangan saya dan mereka juga tak pernah mengungkit-ungkit kesalahan saya.
Mereka tetap dan selalu mendukung saya meskipun saya selalu terjatuh di " lubang " yang sama berkali-kali. Karena itulah arti sahabat yang sebenarnya, selalu ada dikala senang dan susah tak hanya menari jika kita menyanyi tapi juga terluka disaat kita bersedih.