31.12.10

Sahabat Selamanya

Akhirnya saya menemukannya, dua orang yang saya cari selama ini dan saya benar-benar amat sangat berharap kami dapat bersahabat selamanya.
Kami bertiga memiliki watak yang sangat berlawanan, tapi itulah sahabat, tidak pernah mencari kesamaan tapi malah mencari perbedaan untuk mengisi kekosongan yang ada. Sebut saja kami merah, kuning dan ungu ( yang mewakili warna kesukaan kami ).
Merah adalah sosok yang paling dewasa diantara kami bertiga, dia benar-benar ibu bagi kami. Nasehatnya begitu pedas, tapi itulah kenyataannya. Jika memang itu benar, semenyakitkan apapun itu, pasti dia akan mengunggkapnya. Dia adalah sosok yang mandiri dan sangat keras. Apapun yang dia katakan seolah menjadi De javu bagi saya, tak sedikit pernyataannya yang benar-benar terjadi dalam kehidupan saya. ( dan ini yang saya benci darinya ) Tapi dia hanya seorang manusia, seorang perempuan biasa, yang tentunya bisa jatuh cinta, dan dia mencintai orang yang salah ( sorry beib, ini pendapatku ).
Dan ketika SMP dia sempat " tidak menyukai " saya, karena saya adalah salah satu anggota genk ( dia memang tak suka dengan hal-hal seperti ini ).
Kuning ( sebenernya gak tau warna favoritmu apa ), meskipun dia terkecil diantara kami, dia yang memiliki otak paling encer. Dulu, saya seringkali menyalin PR dan bahkan kertas ujiannya ( hahaha, fisika matematika memang bukan bakat saya ). Dia adalah pendengar yang baik jika ingin bercerita, dan dia juga lebih asik jika dibandingkan dengan Merah yang sedikit kolot ( hahaha ). Tapi bagaimanapun, terkadang sifat kekanak-kanakannya seingkali muncul dan ini adalah suatu hal yang wajar, karena sekali lagi, kami hanya manusia biasa.
Ada satu hal yang masih saya ingat sampai saat ini dan selalu bisa membuat saya tertawa, berkaitan dengan Kuning, suatu saat kami berdua suka dengan orang yang sama, kami bertiga ( Merah, Kuning dan Saya ) sempat menangis ala sinetron di sekolahan, tepatnya didepan lab komputer ( untung udah sepi ), karena saat itu orang yang saya sukai ternyata lebih menjatuhkan pilihan kepada Kuning, tapi saya ikhlas jika memang ini dapat membuat mereka bahagia dan dapat mempertahankan persahabatan kami. Tapi sayangnya, Kuning sempat menjauh dari saya karena dia merasa tidak enak dengan " hubungan " nya yang baru dengan kekasih barunya. Dan dia kembali ketika menyadari bahwa sosok itu tak sebaik yang dibayangkan, dan dia memilih untuk memilih persahabatn kami, setiap manusia selalu memiliki kesempatan kedua dan saya benar-benar menghargai itu.
Ungu, atau diri saya sendiri, saya tak memiliki kelebihan apa-apa, karena lebih mudah menyebutkan kekurangan daripada kelebihan kita. Diantara mereka, mungkin sayalah yang memiliki banyak kekurangan.
Namun mereka tetap mau menerima saya sebagai sahabatnya, bahkan mereka tak mempermasalahkan semua kekurangan saya dan mereka juga tak pernah mengungkit-ungkit kesalahan saya.
Mereka tetap dan selalu mendukung saya meskipun saya selalu terjatuh di " lubang " yang sama berkali-kali. Karena itulah arti sahabat yang sebenarnya, selalu ada dikala senang dan susah tak hanya menari jika kita menyanyi tapi juga terluka disaat kita bersedih.

Sahabat atau Musuh

Dia adalah salah satu " sahabat " saya sewaktu SMP, kami bersahabat bukan karena dia cocok dengan saya dan sebaliknya, tapi karena dia anggota genk, secara tidak langsung saya pun harus menerimanya.
Ada beberapa hal yang membuat saya kecewa, pertama, saat itu dia melakukan sebuah " kesalahan " dia dikucilkan oleh semua orang, termasuk semua anggota genk kami, kecuali saya. Tidak ada yang mau menerima kehadirannya dan tidak ada yang mau mendengar keluh kesahnya, tapi pintu rumah saya selalu terbuka untuknya, telinga sayapun bersedia mendengarkan keluh kesahnya dan mulut saya tak pernah bosan untuk memberikan solusi ataupun sekedar kata-kata penyemangat ( saya akui, mungkin saat itu saya terlihat sangat munafik, tapi itulah saya, yang selalu ingin berusaha menjadi sahabat yang baik bagi siapa saja ).
Tapi apa pembalasannya? ketika salah seorang teman bertanya kepadanya, mengapa hari itu dia datang kerumah saya, jawabannya benar-benar membuat saya kecewa. " TERPAKSA, soalnya gak ada yang mau nrima aku "
Saya hanya manusia biasa, saya bukan malaikat, sejak saat itu saya benar-benar tak bisa memaafkannya. Saya merasa seperti orang tolol yang mudah sekali dimanfaatkan. Dan ini bukanlah sebuah arti sahabat yang saya cari, sahabat tidak akan pernah memanfaatkan sahabatnya apapun yang terjadi, karena jika kita membutuhkan bantuan dan jika kita berkata dengan jujur tentunya mereka akan dengan senang hati membantu kita. Tak ada kata terpaksa dalam sebuah persahabatan, dan jika kamu merasa terpaksa, saya yakin kamu tak 100 % menganggapnya sebagai sahabat.
Ada satu lagi yang membuat saya benar-benar yakin jika dia bukan sahabat yang baik,  mungkin kalau dia jujur ini tak akan terlalu menyakitkan. Dia JADIAN dengan seseorang yang sangat saya SUKAI dan dia tau itu, namun dia lebih memilih LELAKI itu daripada saya, dan akhirnya dia lebih jauh lagi menjauh dari saya.
Dan saya semakin yakin, dia bukanlah sahabat yang baik dan dia tak pantas menjadi sahabat yang baik ( mungkin kini ia telah menemukan sahabat yang sebenarnya ).

Sahabat part. 2

Ini cerita tentang sahabat-sahabat saya, saat saya duduk dibangku SMP, merekalah yang mampu membuat " sahabat saya sewaktu SD " terkucilkan.
Masa SMP, saya berteman dengan " preman " sekolah ( ada yang sangat baik dan ada juga yang tak tau apa arti dari seorang sahabat ). Kami dulu mempunyai sebuah genk yang beranggotakan 10 siswi. Genk kami selalu menjadi incaran kakak kelas dan menjadi momok bagi adik kelas. Tapi untuk urusan kakak kelas, kami bisa sedikit tenang, karena salah satu anggota kami adalah pacar dari siswa " ternakal " disekolah kami. Meskipun kami tak sepenuhnya bisa tenang, karena terkadang, masih ada yang suka mencuri-curi untuk melabrak kami.
Banyak alasan bagi kami untuk melabrak adik kelas, sedikit melakukan kesalahan maka tamat ( Well, meskipun saya tak pernah ikut " turun tangan " secara langsung, karena jujur saya sangat malas dengan acara-acara seperti ini ). Pagi melakukan kesalahan, maka siang, bersiaplah untuk didatangi, itu juga yang kami alami sewaktu menjadi adik kelas. Bahkan sayapun pernah mendapat " labrakan " secara ekslusif dari kakak kelas, karena sesuatu fakta yang saya ungkap. Dan apa yang terjadi, saat itu tak ada yang membela saya, tak ada yang menemani saya ketika saya " disidang " semuanya melarikan diri. Tapi saya masih memakluminya, meskipun saya akui ada rasa kecewa dalam hati saya. Well, siapa juga yang berani menghadapi sekompeni kakak kelas yang tiba-tiba saja datang dan mengajak adu mulut ( pelabrakan disini tak ada yang pernah menggunakan kekerasan fisik, mereka hanya memaki dan beradu mulut, kalau mau selamat diam itu baik, dan jika semakin melawan maka makian akan semakin datang bertubi-tubi ). Sahabat seharusnya bersama-sama dalam keadaan senang atau sedih, bukan hanya saat kita bernyanyi mereka akan menari, tapi juga saat kita menangis mereka akan terluka.
Meskipun begitu, sekali lagi saya sangat berharap dapat berteman dengan mereka untuk selama-lamanya, karena persahabatan tak akan melihat siapa kamu dan apa yang kamu lakukan, sebuah persahabatan akan tulus menerima keadaan dan kondisimu apa adanya.
Tapi apa yang terjadi, ketika kelas 3 SMP, kami bubar, hanya karena masalah " PACAR ", salah satu dari kami menjadi selingkuhan dari pacar teman kami, sesuatu yang sangat tidak bernilai jika dibandingkan dengan sebuah persahabatan. Saat itu saya benar-benar kecewa, jadi ini akhir dari persahabatan kami? Jadi hanya sebatas ini arti dari sebuah pesahabatan?
Seharusnya, persahabatan tidak akan pernah rapuh hanya karena masalah cinta, mungkin kita bisa putus hari ini dan mencari penggantinya besok pagi, tapi tidak untuk sahabat, butuh waktu untuk bisa memahami dan menerima " sisi unik " dari masing-masing sahabat kita.

Sahabat part.1

Sahabat, sebuah kata yang benar-benar mudah diucapkan, tapi jika kamu ingin mencarinya, ini akan menjadi hal yang sangat amat susah. Sudah berkali-kali saya mencoba mencari seorang atau beberapa sahabat, tapi ternyata sangat susah. Akhirnya saya menemukan dua sahabat yang benar-benar mengerti saya, dan saya harap, mereka tak seperti sahabat-sahabat saya terdahulu dan saya juga berharap kami dapat menjadi sahabat selamanya.
Sewaktu SD, saya " bersahabat " dengan seseorang yang saya harap bisa menjadi sahabat saya selamanya, tapi ternyata tidak, ada sesuatu yang ia harapkan ketika menjadi sahabat saya.
Saya adalah orang yang paling tidak suka akan adanya dominasi ( meskipun saya sebenarnya suka mendominasi :p ), bahkan sejak kecil pasti saya akan memberontak jika hal ini terjadi. Semasa SD, saya pernah mempunyai teman, yang suka menjadi " BOSS " dan sesuka hatinya memperlakukan orang lain. Namun, saya tak mendengar " perkembangan " perilakunya setelah saya diterima dikelas unggulan kecamatan, yang mengharuskan saya untuk pindah sekolah dan meninggalkan teman-teman lama saya.
Setahun mencari ilmu di kelas unggulan, nilai saya merosot, dan orang tua saya memutukan saya akan kembali belajar dikelas reguler. Saya masih mengingat smuanya, kala itu tahun ajaran baru, dan saya mendapat laporan dari " sahabat " saya tentang perkembangan perilaku " BIG BOSS ". Selama saya bersekolah dikelas unggulan, berturut-turut dia merebut posisi saya sebagai ketua kelas, dan ketika saya kembali jabatan itu langsung kembali pula kepada saya, bukan karena apa-apa, tapi memang perolehan suara kami jauh perbandingannya. Ketika itu, dengan gak pentingnya dia memberikan selamat " Selamat y mbak ( waktu itu semua teman SD saya memang memanggil saya dengan sebutan " Mbak " ) kamu pasti seneng banget " ( hello, sapa juga yang mau jadi ketua kelas yang artinya harus disuruh-suruh dan sebagainya SETIAP HARI )
Saya pun segera beraksi ketika saya melihat sendiri bagaimana perlakuanya terhadap seorang teman saya, saya meninggalkannya dan diikuti teman-teman saya juga ( ternyata mereka butuh seseorang untuk melakukan sebuah perubahan ). Saat itu, " BIG BOSS " tak mempunyai teman dan tak ada yang mau menjadi temannya, ada rasa kasihan dalam hati saya, tapi biarlah dia sedikit mendapat " pelajaran " karena itu sangat perlu untuk seseorang seperti dia. Suatu hari, dia mendatangi saya dan menangis, dia berkata, karena saya kembali dia kehilangan semuanya. Tapi sebenarnya apa yang saya rebut?
Saya tak pernah merebut apapun darinya, malah dia sendiri yang secara tidak langsung telah membuangnya, menyia-nyiakan semua yang telah dia punya. Dan kala itu, saya tak menghiraukannya. Saya ingin dia berubah, dan benar secara perlahan dia berubah, dia mulai mau bersikap " baik " kepada orang lain.
Tapi bukan dia yang ingin saya ceritakan. Setelah perubahan yang telah saya lakukan, saya menjadi cukup " wah " dikalangan teman-teman saya, hingga " sahabat " saya mendekat. Kala itu saya tak pernah curiga dan memang tak ingin berprasangka buruk, karena dia begitu baik dan saya memang berharap kami akan bersahabat selamanya.
Tapi apa yang terjadi, ketika kami SMP, dia mulai menjauhi saya dan dia menjadi " sahabat " ketua OSIS kami, bahkan dia menjelek-jelekkan dan meremehkan kemampuan saya berorganisasi didepan orang banyak. Ternyata baginya, persahabatan hanyalah siapa yang bisa membuatnya menjadi seseorang yang terkenal dan mempunyai sebuah nama.
Tapi tetap saya yang " lebih " darinya. " SAHABAT " baru saya ternyata lebih berpengaruh, dan membuat dia terkucilkan.
Apa yang telah dia lakukan membuat saya benar-benar kecewa, dan saya berharap dia dapat merubah penilaiannya tentang makna seorang sahabat. Karena sahabat bukanlah sebuah alat, sahabat adalah jiwa kita dan merekalah yang akan mampu menopang kita saat kita rapuh.

Tahun Baru, Tradisi Baru

Tahun baru nampak begitu gemerlap. Dimana-mana diadakan konser musik dan masih banyak lagi acara yang diadakan untuk menyambutnya. Kembang api begitu semarak bermain di angkasa, terompet berbunyi nyaring memekakkan telinga. Dan tentunya memerlukan uang yang tak sedikit untuk menyelenggarakan acara-acara seperti ini. Membuang banyak uang secara sia-sia hanya untuk merayakan sebuah momen yang hanya terjadi beberapa jam itu.
Ironis memang jika dibandingkan dengan kehidupan beberapa orang yang masih kurang beruntung yang tak pernah merayakan atau malah tak pernah mau tau akan adanya tahun baru, memikirkan makan saja sudah cukup menyita waktu mereka.
Lalu apa gunanya kita bergembira jika pada akhirnya masih ada yang menangis disudut jalan sana?
Bukan ingin menjadi seseorang yang munafik, tapi apa salahnya jika kita mengganti kebiasaan dan tradisi kita?
Setidaknya membantu orang akan membuatmu lebih bahagia daripada hanya bersenang-senang sekejap itu.
Jika tidak percaya, mengapa sekarang juga kamu tak mencobanya? Percayalah, ketika melihat orang lain tersenyum karena apapun yang kamu lakukan, meskipun tak ada harganya, kamu akan jauh merasa bahagia. Karena kita sebenarnya hidup selalu untuk berbagi, Tuhan memberikan kita jiwa sosial dengan porsi yang lebih banyak. Karena kita manusia, apa salahnya jika kita membantu manusia lain?

Gadis Buruk Rupa Yang Mengharapkan Cinta Dari Si Sempurna

Gadis ini, bila disebutkan kekurangannya tak akan pernah selesai, dia tak seberapa pintar, dia tak cantik dan dia tak menarik. Dan sialnya, dia mencintai seseorang yang seharusnya tak dicintainya, karena cintanya bagaikan " Pungguk Yang Merindukan Bulan ". Laki-laki yang dicintainya begitu sempurna, dia memang tak seberapa tampan, tapi dia adalah seorang karismatik yang jenius, banyak pula yang mengidolakannya dan jika dibandingkan dengan para penggemarnya, gadis ini bahkan tak ada apa-apanya.
jika diibaratkan sebuah buku, gadis ini adalah buku yang mudah dibaca, sebuah buku yang sangat mudah dipahami, sebuah buku yang tipis yang tak ada isinya. Sedangkan laki-laki ini bisa diibaratkan sebagai buku filsafat yang tebal, yang berisikan sesuatu yang tak mudah dipahami dan hanya dapat disentuh oleh orang-orang tertentu, yang tentunya tak akan bisa disentuh oleh gadis ini.
Tapi apakah gadis seperti ini tak boleh mencintai seseorang? tak boleh mengharapkan cinta dari siapapun? kalau hal ini benar, maka akan banyak gadis yang akan terluka dan takut menyentuh sebuah rasa yang biasa disebut cinta. Karena tak sedikit gadis yang seperti ini. Mereka adalah gadis biasa yang mengharapkan cinta dari sang pangeran.
Jika kamu salah satunya, kamu tak perlu takut, pasti akan ada suatu jalan dimana kamu akan menemukan pangeranmu. Dimana kamu tak perlu menangis hanya untuk mengharapkan cinta dari seseorang.
kita liat saja dongeng yang begitu mengispirasi, Beauty and The Beast, Beast yang begitu jelek pada akhirnya juga dapat menemukan cintanya dengan rupanya yang begitu buruk.
Jangan pernah takut jatuh cinta, jika kamu terpuruk segera bangunlah dan jangan pernah menangisi keterpurukanmu itu.
Buktikan ada dunia bahwa dirimu " Cantik ", Buktikan pada setiap lelaki yang ada didunia ini bahwa kamu pantas dicintai dan TIDAK PANTAS UNTUK DISAKITI!
Karena kamu terlalu berharga untuk tersakiti oleh cinta.
Tersenyumlah dan percayalah bahwa dunia mencintaimu.

Dia dan Devil

Ini hanyalah sebuah kisah, kisah tentang seorang sahabat yang selama 4tahun menangis dan mengharapkan cinta yang sama, dari seseorang lelaki yang sebetulnya tak pantas untuk ditangisi atau bahkan dicintai.
Dia sahabatku, tidak dia  sebagian dari jiwaku, bahkan ketika dia menangis rasa sakit itu dapat kurasakan.
Kisah ini berawal saat akhir masa putih-biru, saat itu kami masih kelas 3 SMP.
Dia berkenalan dengan seorang makhluk yang biasa disebut lelaki, sebut saja dengan Devil ( aku memang berharap dia masuk neraka karna rasa sakit yg dia tanamkan dihati sahabatku ), seorang siswa kelas 2 disalah satu SMA favorit dikotaku.
Mereka berkenalan karena rasa ingin tau sahabatku, mungkin ini disebabkan kebodohannya juga. Si Gadis pun memberanikan diri untuk mengirim sebuah SMS perkenalan, dan tanpa disangka respon pun ada.
Dari hari kehariipun mereka semakin akbrab, walau ini hanya sebuah hubungan lewat SMS. Awalnya perhatian Devil tak meluluhkan hati sahabatku. Meskipun Devil sering datang kesekolah kami, mereka pun tak pernah saling menyapa, hanya sebuah senyuman dan tatapan mata yang berkata. Devil pun sering menanyakan kabar sahabatku itu pada seorang teman yang juga mengenalnya. Bahkan dia pernah bertanya, apakah sahabatku itu sedang dekat dengan " lelaki " lain.
Mereka pernah "jalan berdua" tapi bukan sebuah kencan, karena tak ada rasa cinta yang dirasakan si gadis. Dan yang terjadi besoknya, kabar ini sudah menyebar. Sahabatku itu hanya tersenyum mengelaknya.
Kebodohan kembali dilakukannya, kali ini ketika April Mop, dia mengirimkan sebuah pesan yang berisi pernyataan cinta kepada Devil, dan Devil meresponnya. Meskipun sebenarnya itu hanya sebuah lelucon April Mop, kami benar-benar tak setuju akan kebodohannya memainkan perasaan Devil. Kami memaksanya untuk segera mengakhiri lelucon ini dan sepulang sekolah, dia segera mengakhiri semuanya. Dengan sebuah SMS . . .
" Mz, sorry y, td pagi q cma bcnda. Ni kan April Mop. Qm g pcy kan? "
SMS balasanpun diterima . . .
" Ia aq taw, g mungkin qm suka ma aq, aq taw kok siapa yg qm suka * menyebutkan sebuah nama * "
sahabatku menulis lagi
" Bkn gt mz, q bnr2 nyesel. Maav y " dan tak ada SMS balasan darinya, sama sekali.
Keesokan harinya, sebuah SMS datang, tapi bukan dari Devil, sahabatnya mengirimkan sebuah SMS, yg berisikan kemarahan kepada sahabatku, dia berkata bahwa sahabatku telah benar-benar menyakiti Devil, karena Devil sebenarnya menyimpan sebuah rasa khusus untuknya.
Sahabatkupun menyesal, dia berkata akan melakukan apa saja untuk mendapat maaf dari Devil. Sahabat Devilpun setuju untuk mempertemukan Devil dengan sahabatku, merekapun bertemu, sahabatku benar-benar menyesali perbuatannya dan sekali lagi dia meminta maaf, tapi apa, seolah berkata dengan tembok, kata maaf dari sahabatku tak pernah dianggap, bahkan Devil tak menatap sahabatku itu seolah menganggapnya tak ada. Sahabatku menyerah, ia pulang membawa rasa bersalahnya.
Mulai saat itu hidupnya tak tenang, SMS-SMS dari sahabat Devil membuatnya semakin tertekan. Rasa bersalah dan menyesal itu selalu menghantuinya. Dan ternyata, rasa bersalahnyalah yang membawa cinta dalam hati sahabatku. Setiap ada kesempatan, ia selalu berusaha meminta maaf,tapi tiap itu pula ia selalu tak dianggap. Aku sempat merasa sedih, karena sahabatku seolah menginjak-injak harga dirinya hanya demi " lelaki " itu. Dia seolah mengharapkan cintanya dibalas, tapi itu salah, dia hanya ingin dimaafkan.
Gosippun beredar dikalangan teman-teman Devil, yang semakin memperburuk nama sahabatku, mereka menganggap sahabatku adalah gadis yang tak tau diri, seorang gadis pemain cinta yang selalu menyakiti hati orang lain. Mereka salah, karena aku begitu mengenalnya, karena ketika dia mencintai seseorang, cinta itu akan sangat tulus dan tak akan mudah padam, meskipun dia selalu disakiti.
Masa SMA pun semakin menyakitkan baginya, kami bersekolah ditempat yang sama dan setiap mata yang memandangnya, selalu sama, memandang sinis. Tapi sahabatku tak pernah marah atau menyalahkan Devil, justru dia semakin merasa bersalah dan semakin menenggelamkan dirinya dalam penyesalan. Tapi untungnya pandangan itu hanya dialaminya selama setahun. Karena Devil dkk harus melanjutkan sekolah mereka, kuliah.
Bahkan sampai kini, tak terucap kata " Y aku maafin kamu " dari mulut Devil.
Dia benar-benar gadis yang bodoh, mencintai orang yang salah dan kinipun ia kembali mencintai orang yang salah, seseorang yang dapat menggantikan posisi Devil, tapi malah semakin menyakitinya, sebut saja dia Monyet, salah sahabat Devil yang tentunya ikut ambil andil dalam memperburuk nama sahabatku. Dapat ditebak, bagaimana perlakuan monyet terhadap sahabatku dan sampai kini kisah itu belum berakhir . . .
" Buat sahabatku tersayang, kamu adalah gadis yang baik yang pantas pula mendapatkan cinta dari seseorang yang baik pula. Jangan menangisi mereka, karena belum tentu mereka memikirkanmu. Aku percaya, suatu saat kamu bakal dapetin seseorang lelaki yang baik yang akan membuatmu selalu tersenyum, kalaupun menangis itupun tangisan bahagia. Percayalah, saat itu pasti akan datang, entah cepat ataupun lambat "

She is me and he is him, it is my story and never end